Senin, Oktober 13, 2025

Kebangkitan Sepak Bola Belgia: Club Brugge dan Union Saint-Gilloise Mencuri Perhatian di Liga Champions 2025/26

Share

Kompetisi Liga Champions 2025/26 baru saja dimulai, dan tim-tim asal Belgia langsung menyuguhkan kejutan. Union Saint-Gilloise mencatatkan debut yang luar biasa pada Selasa lalu dengan mengalahkan PSV Eindhoven 3-1 di kandang lawan. Tidak lama setelah itu, giliran Club Brugge yang tampil mengesankan dengan kemenangan telak 4-1 atas AS Monaco.

Bahkan, dalam pertandingan tersebut, Brugge berhasil mencetak tiga gol dalam waktu hanya 10 menit di babak pertama, menunjukkan performa yang penuh percaya diri di laga perdana mereka.

Kedua tim ini menggambarkan kebangkitan sepak bola Belgia di pentas Eropa. Dalam lima musim terakhir, Club Brugge berhasil melesat dari posisi ke-44 ke urutan ke-20 dalam peringkat koefisien klub UEFA. Union Saint-Gilloise bahkan mencatatkan lonjakan yang lebih signifikan, naik 38 peringkat menjadi posisi ke-45, berkat investasi besar yang dilakukan sejak 2018 oleh pemilik Brighton, Tony Bloom.

Prestasi dan Peningkatan Peringkat Klub Belgia

Beberapa tahun lalu, Union Saint-Gilloise masih bermain di kasta kedua kompetisi Belgia. Namun setelah tiga musim gagal tipis dalam perburuan gelar, musim lalu mereka akhirnya meraih gelar juara Liga Pro Belgia pertama dalam 90 tahun terakhir, sekaligus mengamankan tiket untuk tampil di Liga Champions.

Club Brugge juga sudah membuktikan diri sebagai salah satu klub yang patut diperhitungkan di Eropa. Musim lalu, mereka berhasil menumbangkan Aston Villa dan Sporting, serta meraih hasil imbang melawan Juventus dan Celtic di fase grup sebelum dihentikan oleh Villa di babak 16 besar. Klub yang pernah menjadi finalis Piala Eropa 1978 ini juga hampir lolos ke final Liga Konferensi Eropa 2024, namun mereka kalah dari Fiorentina di semifinal.

Musim ini, Brugge kembali menunjukkan taji mereka dengan menyingkirkan Red Bull Salzburg dan menghancurkan Rangers dengan skor agregat 9-1 dalam dua leg kualifikasi untuk masuk ke fase grup Liga Champions.

Keberhasilan-keberhasilan ini juga berdampak pada peningkatan peringkat asosiasi sepak bola Belgia di level Eropa, yang kini menduduki posisi ke-8, setelah sebelumnya terjun bebas ke peringkat 13 hanya beberapa musim lalu.

Dalam dekade terakhir, setidaknya enam klub Belgia telah berhasil menembus fase gugur kompetisi Eropa, sebuah pencapaian yang setara dengan Belanda, negara tetangga mereka.

Strategi Transfer yang Cerdas

Salah satu kunci sukses Club Brugge terletak pada strategi transfer yang tepat. Di musim panas ini, mereka melepas dua pemain akademi dengan nilai transfer 20 juta euro (sekitar Rp390 miliar) masing-masing: Maxim de Cuyper ke Brighton dan Chemsdine Talbi ke Sunderland.

Selain itu, gelandang bertahan Ardon Jashiri juga dijual ke AC Milan dengan harga 36 juta euro (Rp703,7 miliar), hanya setahun setelah dibeli seharga 6 juta euro.

Pergerakan pemain Belgia ke Premier League juga semakin terasa. Kiper Senne Lammens bergabung dengan Manchester United dengan nilai transfer 18,1 juta paun, sementara Wolverhampton Wanderers merekrut penyerang Tolu Arokodare dari Genk dengan harga 24 juta paun.

Club Brugge terus mengedepankan rekrutmen pemain muda yang memiliki nilai jual tinggi, sambil memberi peluang bagi talenta muda dari tim cadangan mereka, Club NXT, untuk berkembang ke level utama.

Rekrutmen Pemain Muda dan Performa Impresif

Saat menghadapi Monaco, rata-rata usia skuad Brugge hanya 23 tahun, meskipun mereka masih memiliki penjaga gawang berpengalaman, Simon Mignolet, yang kini berusia 37 tahun. Dua pencetak gol dalam pertandingan tersebut, Mamadou Diakhon (19 tahun) dan Nicolo Tresoldi (20 tahun), adalah rekrutan anyar musim panas ini dengan nilai transfer masing-masing 9 juta dan 6 juta euro.

“Melihat pemain-pemain yang telah mereka jual musim panas ini, seperti Jashiri ke Milan, De Cuyper ke Brighton, dan Talbi ke Sunderland, memang terlihat beberapa pilar penting telah pergi. Namun, mereka berhasil menggantinya dengan pemain muda dan tetap tampil luar biasa,” ujar Nicky Bandin, analis sepak bola di program “Match of the Day”.

Union Saint-Gilloise pun tidak kalah cerdas dalam urusan jual-beli pemain. Selain Talbi, Sunderland juga membayar 17 juta euro untuk Noah Sadiki dari Union. Sementara itu, Benfica membayar 22,8 juta euro—rekor klub Union—untuk Franjo Ivanovic, hanya setahun setelah mereka membelinya seharga 13 juta euro.

Dengan strategi yang terencana dan performa yang semakin meningkat, sepak bola Belgia kini menjadi salah satu kekuatan yang patut diperhitungkan di Eropa.

Read more

Local News