Selasa, Oktober 14, 2025

“Dilema penyerang tengah Kolombia.”

Share

Dengan tiket Piala Dunia sudah di tangan, tugas berikutnya pelatih Kolombia Nestor Lorenzo adalah memastikan siapa penyerang nomor 9 utamanya.

  • Kolombia finis di posisi ketiga kualifikasi CONMEBOL untuk meraih tiket ke Piala Dunia FIFA 2026
  • Pelatih kepala Nestor Lorenzo mencoba lima pemain berbeda di posisi penyerang tengah
  • FIFA menelaah kelimanya dan siapa yang berpeluang jadi pilihan utama di ajang akbar tahun depan

Nestor Lorenzo bergerak cepat melakukan perubahan saat ditunjuk sebagai pelatih Kolombia pada Juni 2022, menggantikan Reinaldo Rueda, yang gagal mengangkat performa tim dan membuat Tricolor absen di Piala Dunia FIFA Qatar 2022™.

Setelah hampir sembilan tahun bekerja bersama mantan pelatih Jose Pekerman, pria Argentina itu sudah mengenal baik para pemain serta memahami arti berat mengenakan seragam Kolombia. Ia menerapkan perubahan yang membuat skuad kini memiliki kedalaman dan talenta dari berbagai klub besar dunia.

Selain strategi baru, Lorenzo juga memberi kesempatan bagi generasi muda yang sebelumnya diabaikan, seperti Kevin Castaño, Jhon Arias, dan Jhon Durán, sekaligus menegaskan gaya bermain khasnya. Ia biasanya menurunkan formasi 4-2-3-1, kadang berganti 4-3-3. Rencana permainan Lorenzo berpusat pada transisi cepat dan kecepatan di sayap, khususnya lewat Luis Díaz dan Arias, dengan James Rodríguez sebagai pengatur serangan utama.

Meski sempat mengalami momen sulit di kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026™, Kolombia akhirnya menemukan konsistensi dalam permainan dan susunan pemain. Satu-satunya posisi yang masih diperebutkan adalah penyerang tengah. Lorenzo sudah mencoba lima nama berbeda, menandakan keputusan final siapa yang akan tampil di Piala Dunia masih jauh dari kepastian.

Pemain-pemain yang diberi kesempatan adalah: Rafael Santos Borré, Jhon Córdoba, Jhon Durán, Roger Martínez, dan Luis Suárez. Dengan karakteristik dan performa yang berbeda-beda, inilah opsi Kolombia untuk posisi klasik yang pernah diisi nama-nama besar seperti Arnoldo Iguarán, Radamel Falcao, Víctor Aristizábal, hingga Juan Pablo Ángel.


Rafael Santos Borré

Pemain 30 tahun ini jadi pilihan utama dalam enam laga awal kualifikasi. Eks penyerang River Plate itu cocok dengan gaya pressing tinggi tim, memiliki kemampuan lengkap dari permainan kombinasi cerdas hingga pergerakan tanpa bola yang tajam. Meski bukan pencetak gol murni, kontribusinya terasa besar.

Dalam laga pembuka kualifikasi melawan Venezuela, ia mencetak gol tunggal dalam formasi 4-3-3 yang tidak melibatkan James tetapi masih menyertakan Juan Cuadrado. Pemain Internacional itu juga jadi starter dalam hasil imbang tanpa gol melawan Chile dan Ekuador, hasil 2-2 lawan Uruguay, serta kemenangan atas Brasil. Ia mencetak gol kemenangan 1-0 atas Paraguay di laga keenam. Setelah laga ketujuh, ia mulai digantikan opsi lain.


Jhon Córdoba

Lebih kuat secara fisik dibanding Borré, Córdoba dikenal menikmati duel keras melawan bek lawan. Penyerang Krasnodar ini merupakan tipe nomor 9 tradisional yang senang berdiri di antara dua bek tengah dan selalu siap menyambar peluang.

Ia menjadi starter saat Kolombia bermain imbang 1-1 dengan Peru, lalu mempertahankan tempat di kemenangan 4-0 atas Chile, meski gagal mencetak gol sementara penggantinya, Durán, mencetak satu. Sempat tersisih beberapa laga, ia kembali pada Matchday 17 dan langsung membayar kepercayaan dengan gol kedua dalam kemenangan 3-0 atas Bolivia yang memastikan kelolosan Kolombia.


Jhon Durán

Striker 21 tahun ini bersinar bersama Aston Villa pada 2024, dan Lorenzo cepat memanfaatkan performa apiknya. Dari semua opsi, ia mungkin yang paling serbabisa, bisa bermain sebagai striker kedua maupun di sayap. Ia punya naluri gol tinggi serta kecepatan luar biasa, membuatnya cocok sebagai starter atau supersub.

Di kualifikasi, penyerang Fenerbahçe ini menjadi starter dalam kemenangan atas Argentina serta Uruguay di Matchday 11, ketika Kolombia bermain 4-3-1-2 dengan Juanfer Quintero sebagai pengatur serangan. Ia juga jadi starter dalam kekalahan dari Ekuador, Brasil, serta hasil imbang melawan Paraguay dan Peru pada Matchday 14 dan 15.


Roger Martínez

Martínez menawarkan kualitas berbeda, paling berbahaya sebagai predator di dalam kotak penalti. Selain penyelesaiannya yang tajam, pemain 31 tahun milik Al-Taawoun ini mampu menciptakan peluang dari situasi sulit, baik menghadap gawang maupun membelakangi lawan.

Ia hanya sekali jadi starter selama kualifikasi, yakni saat kalah 0-1 dari Bolivia, sebelum cedera pergelangan kaki memaksanya keluar di babak pertama.


Luis Suárez

Mirip Borré, Suárez piawai menciptakan ruang dan menarik bek keluar posisi ketimbang menjadi finisher murni. Meski sudah lama berkarier di Eropa dan kini bermain untuk Sporting CP, ia baru benar-benar mencuri perhatian saat mencetak empat gol dalam kemenangan 6-3 Kolombia atas Venezuela. Torehan itu membuat penyerang 27 tahun ini hanya tertinggal tiga gol dari Luis Díaz, top skor tim di turnamen.

Read more

Local News